Monday, November 23, 2015

Review ASUS Zenfone 2 Laser 5.0 ZE500KG

ASUS masih tak henti-henti memberikan berbagai inovasi luar bisa terutama untuk pasar Smartphone yang memiliki persaingan yang cukup ketat, berbekal dengan pengalaman serta penelitian yang mendalam ASUS dengan bangga memperkenalkan model terbaru dari ASUS Zenfone 2 yakni ASUS Zenfone 2 Laser 5.0 ZE500KG yang mengutamakan keunggulan kemampuan kameranya yang diatas rata-rata namun tetap terus mengupgrade spesifikasi baik dari sisi hardware maupun software yang menyempurnakan model sebelumnya.

Sekilas dari spesifikasi dari ASUS Zenfone 2 Laser 5.0 ZE500KG yakni telah menggunakan Android versi Lollipop sebagai sistem operasinya serta fitur yang diunggulkan yakni Laser Auto Focus, juga telah menggunakan quad core berlayar HD, dengan RAM 2 GB dan Gorilla Glass 4 yang paling terjangkau yang melengkapi ponsel pintar berlayar 5 inci ini.

DESAIN MENAWAN
Memiliki desain yang hampir serupa dengan versi ponsel Zenfone sebelumnya yang telah menjadi ponsel idola di masyarakat. tampak dari depan logo ASUS melekat dibagian atas, lengkap dengan kamera depan 5 megapixel, LED indicator, light sensor serta earpiece.

Kemudian dibagian layar dihadirkan layar yang sangat cantik nan menawan yang memiliki bazel yang lebih tipis menyempurnakan model Zenfone sebelumnya, kemudian untuk dibagian bawah masih seperti versi pendahulunya, terdapat bahan metal yang mengkilap melingkar yang menjadi ciri dari ponsel ASUS, kemudian tiga tombol navigasi utama back botton, home botton, serta tombol untuk berpindah aplikasi untuk memudahkan navigasi, desaian yang simple but elegan serta sangat menawan.






Untuk pada bagian atas ponsel bisa dilihat terdapat power botton serta port audio disampingnya dengan desain yang sangat indah dan unik.












Kemudian untuk dibagian belakang hampir serupa dengan pendahulunya, untuk casing didesain dengan penuh perhitungan dengan memberikan semacam pola garis yang berfungsi agar tidak licin saat dipegang agar kemungkinan ponsel jatuh saat digenggam dapat diminimalisir.

Dibagian belakang paling bawah kita dapat melihat lubang-lubang kecil yang membentuk pola rapi sebagai keluaran suara dari speaker yang telah menggunakan SonicMaster, untuk diatasnya tentunya terdapat logo ASUS kemudian volume botten diatasnya untuk menaikan serta menurunkan volume yang dihasilkan,kemudian tentunya kamera dengan resolusi 8 megapixel untuk mendukung kebutuhan photography kita yang diapit oleh laser autofocus pada sebelah kiri dan dual tone LED flash disebelah kanan.

Spesifiakasi Lengkap
ASUS Zenfone 2 Laser 5.0 ZE500KG hadir dengan tipe yakni untuk ruang penyimpanan 8 GB yang dibandrol dengan harga Rp. 1.849.000 dan 16 GB yang dibandrol dengan harga Rp.1.999.000 sungguh smartphone tercanggih untuk kisaran dibawah dua juataan dengan spesifikasi lengkap yakni : 




Layar Ponsel

Untuk layar ASUS juga melakukan berbagai penyempurnaan dengan menggunakan layar Gorilla Glass 4 yang biasanya kita tumui untuk layar smartphone high class, dan kini ASUS telah menaplikasikannya ke Zenfone 2 ini, dengan kekuatan 2,5 kali lipat dari layar biasa serta 85% tahan gores ketika ponsel terjatuh tentunya selain screen to body ratio yang kini lebih baik, sungguh kualitas layar ponsel diatas rata-rata.

Dengan berbagai pertimbangan dari pengalaman layar ponsel ini hadir dengan resulusi HD layar 5 inchi IPS. dengan sensor touch screen kapasitif yang mendukung touch screen untuk 10 jari sekaligus dan mendukung Glove Hand Mode yang jika diaktifkan kita bisa menyentuh layar touch screen meskipun menggunakan sarung tangan.

Seingkali saat tangan kira terkana air ataupun minyak, maka akan kesulitan untuk menggunakan layar sentuh, dengan dilengkapi Anti Fingerprint Coating yang bisa mereduksi bekas sidik jari anda hingga 24% sehingga ketika tangan terkena air maupun minyak bukannya merupakan masalah yang berarti.

Zenfone 2 Laser 5.0 ZE500KG ini dengan layar HD tentunya memiliki resolusi yang sangat baik dan layar yang sangat jernih pula.juga didukung dengan kemampuan layar yang mimiliki respon yang sangat cepat ketika jari kita menyentuh layar, hanya dibutuhkan waktu 60 milisekon untuk merespon sentuhan kita yang sangat berguna untuk mendukung kecepatan yang kita butuhkan.

Kecanggihan Kamera

Dengan menggunakan Laser sebagai bagian dari namanya tentu ASUS kembali menghadirkan innovasi luar biasa untuk fitur kamera yang dimiliki, dibekali karema 8 MP dibagian depan, serta 5 MP dibagian depan, dengan adanya autofocus yang diunggulkan hanya memerlukan 0.2 detik saja untuk mengambil fokus saat memotret, serta dengan Blue Glass Filter menambah kemampuan kamera ponsel ini yang baik dalam keadaan gelap maupun terang, siang maupun malam, hujan maupun tidak bukanlah sebuah masalah kamera tetap dapat menghasilkan foto yang luar biasa dengan kemampuan autofocus yang sangat cepat hingga tiga kali lipatdan serta dual tone LED Flash yang mengatasi masalah pencahayaan agar mendapatkan hasil maksimal, tentu sebuah ponsel yang sempurna bagi anda penggemar photography.

Dilengakapi dengan software PixelMaster ponsel ini kian menjadi sangat luar biasa didukung dengan 16 mode kamera yang siap digunakan sesuai dengan keadaan sekitar baik saat siang mapun malam. serta dapat dengan mudah melakukan pengaturan untuk memilih ISO, shutter speed, fokus kamera serta white balance secara manual jika kurang sesuai dengan mode auto sehingga anda dapat menghasilkan sebuah karya yang sangat menawan dan tentunya HD.

Dengan berbagai keunggulan serta kecanggihan yang ditawarkan oleh ASUS Zenfone 2 Laser 5.0 ZE500KG ini tentunya akan dengan cepat menjadi primadona dimata masyarakat yang membutuhkan ponsel pintar dengan segudang kecanggihan namun dengan harga yang cukup terjangkau.

Berikut adalah ulasan lengkap mengenai ASUS Zenfone 2


Sunday, November 22, 2015

Gaun Pernikahan Yang Tak Bisa Dipakai



Dua tahun sudah, gaun pernikahan itu masih tersimpan didalam lemari tuanya, seharusnya 2 tahun lalu gadis yang sekarang menjadi dokter muda itu telah melangsungkan pernikahan, namun seminggu sebelum hari bahagia itu terjadi, Rina membatalkan acara akad nikahnya. Yang tersisa ini hanyalah rasa bersalah ketika melihat gaun pernikahannya itu tak pernah sama sekali ia bisa pakai untuk pria yang dia cintai.

Masih teringat jelas diingatan Rina saat ia lebih memutuskan untuk memilih ikatan dinasnya sebagai dokter muda yang harus bekerja diluar pulau jawa ketimbang memilih menikah dengan Andi tunangannya.

Dua tahun lalu, siang itu dua minggu sebelum penikahan meraka dilangsungkan, Rina meminta Andi untuk bertemu disebuah taman untuk membicarakan seseuatu,  mereka sebenarnya telah merencanakan pernikahan saat acara pertunangan mereka, telah dipilih tanggal yang kedua pihak keluarga telah menyetujuinya, yakni hari minggu pertama empat bulan yang akan datang.

13.30 WIB, Rina datang lebih awal dari waktu yang ia tentukan untuk bertemu dengan tunangannya, ia datang dengan rambut yang ia biarkan terurai yang kini telah sepanjang bahu dan mengenakan dress merah muda yang Andi berikan padanya sebagai hadiah ulang tahun Rina seminggu yang lalu, lima belas menit berselang Andi datang dengan setangkai mawar yang ia beli saat perjanan.

“Hay sayang.. ini mawar buat kamu,” kata Andi sambil memberikannya bunga ke Rini.
“Ini kok mawarnya merah sih.? Kan kamu tahu kalau aku gak suka, aku sukanya mawar putih,?”
“Iya soalnya tadi pas mau beli mawar putihnya gak ada, ya udah beli yang merah aja dari pada gak bunga,” jawab Andi.

Entah kenapa akhir-akhir ini hubungan mereka menjadi kurang harmonis, ditambah lagi dengan intensitas pertemuaan yang semakin jarang karena kesibukan mereka masing-masing, bahkan untuk sekedar makan siang bersama sulit untuk mempertemukan jadwal keduanya.

“Yaudah deh itu gak penting, ada yang lebih penting yang ingin aku bicarain,” kata Rini.
“Aku juga mau ngomong penting,” sahut Andi.
“Ya udah kamu yang duluan yang bicara,” balas Rini.
“Kamu duluan aja,”
“Kamu aja yang bicara duluan, terus gantian aku,” kata Rini.
“Aku mau ngomong kalau dress kamu bagus, cocok dibadan kamu, gak sia-sia aku beli online dan harus preorder yang prosesnya selama sebulan, dan hasilnya gak mengecewakan,” ujar Andi.
“Ini yang kamu bilang penting,?” balas Rini.
“Yang penting bukan itu, gimana kalau hari ini kita nonton deh sayang,kebetulan hari ini ada film baru yang dari trailernya aja udah bagus banget, jadi genrenya itu action romance gitu sayang.”
“Itu penting ya.?”
“Kamu lagi mood buat nontong ya, jadi gini yang penting itu, aku punya berita baik jadi kamu udah dapet kiriman  gaun buat kita nikah nanti kan,?” tanya Andi.
“Iya, kemarin udah dikirim gaunnya sesuai sama pesanan kok, nah makanya yang mau aku omongin itu..” belum sempat Rini meneruskan bicaranya, Andi sudah memotong perkataan Rini.
“Nah udah dikirim kan, terus berita bahagia selanjutnya itu undangan pernikahan kita juga jadi katanya dari percetakan, lebih cepat dari yang seharusnya kan, nah jadi intinya yang aku bilang penting itu, persiapan pernikahan kita itu udah 85% sayang, tinggal sebar undangan sama konfirmasi lagi ke pihak gedung dan cattering, udah deh,” ujar Andi dengan penuh semangat.
“Nah itu yang juga mau aku sampaiin,” kata Rini
“Kenapa gaunnya kegedean ya,?” tanya Andi.
“Enggak itu, jadi aku bakal pindah ke Jambi karena ikatan dinas aku, kan aku masih dokter muda jadinya aku nantinya bakal jadi dokter di salah satu rumah sakit di Provinsi Jambi,” jawab Rini.
“Jambi.? Kok jauh banget, terus kapan kamu berangkatnya,?” ucap Andi kaget.
“Hari ini rencananya setelah ini aku mau langsung beli tiket pesawatnya,” kata Rini.
“Kok kamu gak bilang-bilang sebelumnya sih, terus maksimal tiga hari sebelum pernikahan kita kamu udah pulang ke Bandung kan, iya kan,?” tanya Andi.
“Nah itu, aku bakalan dua tahun di Jambi, dan disana aku bakal berada disalah satu daerah yang masih tertinggal jadi kayaknya aku bakalan fokus dulu deh disana, makanya aku bilang ke kamu untuk ketemuan soalnya aku mau ngomongin masalah ini ke kamu,” jawab Rini.
“Maksud  kamu,?”
“Jadi karena aku bakalan konsent penuh selama dua tahun disana, gimana kalau kita undur pernikahan kita dulu selama dua tahun,” kata Rini.

Andi serasa hatinya hancur berkeping-keping saat mendengar apa yang diucapkan oleh tunanganya itu, rencara pernikahan mereka yang telah disiapkan secara rapi beberapa bulan sebelumnya seperti sia-sia saja, baginya itu seperti halnya kiamat, yang takkan ada lagi hari esok untuknya, namun Andi masih belum menyerah, dia percaya bahwa ia dapat meyakinkan Rini untuk membatalkan keingginya itu.

“Diundur dua tahun,? Rini kamu sadar gak sih,?” Andi syok.
“Aku harus mengambil kesempatan ini sayang,” kata Rini.
“Tapi kan gak harus diundurin juga kan,?”
“Tapi aku takutnya disana malah enggak konsent jika nanti udah menikah,”
“Kalau kita nanti menikah, kamu gak harus bekerja kan,” kata Andi.
“Gak kerja kamu bilang,?” tanya Rini.
“Iya, nanti biar aku aja yang kerja, kamu nanti dirumah aja jadi ibu rumah tangga,” kata Andi.
“Tapi ini kesempatan emas buat aku.”
“Tapi kan jauh banget, diluar Jawa, kan kamu bisa sementara jadi ibu rumah tangga, terus kalau ada kerjaan di dekat Bandung, kamu bisa melamar jadi Dokter kan,” Andi mencoba meyakinkan tunanganya,
“Justru ini itu jadi peluang aku untuk bisa menunjukkan kemampuan aku sayang,” jawab Rini.
“Tapi gak bisa nuggu kita setelah menikah apa,?” tanya Andi.
“Gak bisa sayang, dua tahun aja kok,” jawab Rini.
“Dua tahun itu lama, lama banget malah.”
“Please aku mohon.”
“Jadi kamu lebih milih kerjaan kamu itu dari pada kita,?” tanya Andi.
“Aku butuh kerjaan secepatnya.”
“Kerjaan, kenapa harus terburu-buru.?”
“Aku butuh uang secepatnya juga sayang,” jawab Rini.
“Buat apa emang,?”
“Kamu tahu kan kamu aku masih punya dua adik, dan mereka berdua masih sekolah, butuh biaya yang banyak untuk sekolah mereka, apalagi adik pertama aku Ryan, tahun depan udah harus kuliah, pastinya butuh banyak biaya kan,?” Rini menjelaskan alasanya.
“Aku nanti juga bisa bantu sekolah adik kamu,” kata Andi.
“Tetap gak bisa, kalau kita menikah uang kamu itu akan digunakan untuk biaya hidup kita, kamu tahu kan kalau papa aku udah pensiun dan uang tabungan papa udah berkurang banyak untuk biaya aku kuliah di kedokteran, dan rencananya juga Ryan ingin mengikuti jejak aku juga kuliah di kedokteran, kamu tahu sendirikan biaya untuk masuk kedokteran itu mahal,” jawab Rini.
“Iya aku ngerti sayang, kalau alasanya seperti itu aku juga kayaknya gak bisa bantu juga kan,?”
“Jadi kamu setuju kan,?” Kata Rini.
“Setuju buat apa,?” Tanya Andi.
“Kalau pernikahan kita diundurin,?”
“Ya udah ya aku pulang dulu, kamu semangat di Jambinya, fokus sama kerjaan kamu nantinya, aku Cuma bisa mendoakan yang terbaik untuk kamu, dan ini aku kasih uang sisa dari biaya untuk penikahan yang seharusnya kita jalani, semoga bisa untuk membantu adik kamu kuliah nantinya, ya udah aku selamat tinggal,” Andi meninggalkan Rini tanpa menjawab pertanyaan yang diajukan tunangan itu, dia pergi sambil memberikan uang sisa dari pelunasan biaya pernikahan yang seharusnya mereka jalani, namun ternya takdir berkata lain.


Melihat Andi pergi Rina menanggap bahwa Andi dan keluargannya nanti akan setuju untuk mengundur pernikahan mereka. Keesokan harinya seperti yang sudah direncanakan Rina berangkat pagi-pagi sekali kebandara untuk berangkat ke Jambi. Selama menjadi dokter muda di Jambi Rina mendapatkan banyak sekali pujian dari dokter dan perawat lain karena kemampuanya yang memang hebat, bahkan untuk sekelas dokter muda, tentu Rina melaksanakan perkerjaanya dengan sungguh-sungguh karena selain ingin membantu biaya adiknya kuliah, dia juga menabung untuk membantu pernikahannya yang sempat tertunda.

Setahun berlalu, setahun sudah resmi Rina bekerja menjadi dokter di Jambi, dan karena kehebatannya yang seharusnya ikatan dinas yang harus dijalaninya selama dua tahun, dia dapat kemudahan bahwa bulan depan ia sudah bisa kembali ke Bandung, Rina pun segera mengabari keluarganya di Bandung, dan tak lupa juga tunangannya.

Namun ketika menelfon Andi untuk memberitahukan kabar bahagia tersebut, Rina dikejutkan dengan pernyataan Andi bahwa minggu depan Andi akan menikah dengan teman sekelasnya dulu, Rina merasa jantung seakan lepas, kini Rini tahu arti dari Andi dulu pergi tanpa menjawab pertanyaannya dulu. Rini sangat terpukul ketika ia kembali ke Bandung, selama setahun di setelah ia pulang pun hanya berdiam diri sendirian dikamar, merasa bersalah bahwa dia dulu ingin mengundur pernikahannya dan gaunnya yang telah siap dua tahun yang lalupun hanya akan mengantung di lamarinya, tanpa ia dapat pakai dengan orang yang dia cintai.


Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Cerpen “Pilih Mana: Cinta Atau Uang?” #KeputusanCerdas yang diselenggarakan oleh www.cekaja.com dan Nulisbuku.com




Sunday, November 1, 2015

TERTIB BERKENDARA TERTIB DI JALAN RAYA

Dalam berkendara keselamatan menjadi hal utama, mentaati segala peraturan lalu lintas tentu merupakan prioritas, patuhi segala peraturan agar selamat saat berada dijalan. Hormati sesama pengendara sebagai bukti manusia berakhlak mulia. Tak perlu ugal-ugalan jika tak mau nyawa jadi taruhan, jadilah pelopor keselamat berkendara sebagai komitmen dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Hampir setiap hari ribuan kecelakaan terjadi dijalan, hampir setiap hari pula ribuan nyawa melayang dijalanan. Faktor keamanan yang sering kali diabaikan oleh pengendara menjadi penyebab mengapa begitu tingginya angka kematian karena kecelakaan dijalan dan bahkan terus meningkat dari tahun ketahun. Jadi temen-temen kita harus berhati-hati dijalan” kata Arif kepada Ani dan Dio
Ani dan Dio adalah sehabat Arif, dan setiap hari mereka bertiga berangkat bersama dengan sepeda seperti saat ini untuk pergi kesekolah yang memang tak jauh dari rumah mereka, saat ini mereka bertiga duduk dibangku kelas 3 smp dan sebentar lagi mereka akan menghadapi ujian nasional.
“Tapi kan Rif kita naik sepeda, jadi kan gak berbahaya” jawab Dio
“Tetap aja lah Dio, kita juga harus tetap berhati-hati, meskipun kita naik sepeda bisa saja kan dari pengendara lain yang berbuat kesalahan.? Jadi kita juga wajib berhati-hati” sahut Ani
“Iya Yo bener yang dibilang sama Ani meskipun kita naik sepeda yang kemungkinan terjadi kecelakaan dan resikonya kecil, kita tetap harus bersiaga saat berada dijalan raya, apalagi sebentar lagi kita akan mengikuti ujian nasional” Arif menambahi.
“Yah malah bahas ujian ujung-ujungnya, jangan diingetin lagi dong Rif.”  ujar Dio
“Iya-iya maaf ya, tapi kita kan emang harus siap-siap menghadari ujian nasional, kan kita setiap hari belajar, jadi jangan terlalu takut Yo.” jawab Arif.
“Iya nih, kamu mah penakut Yo, eh awass Rif..” Kata Ani sambil mengingatkan Arif karena barusan ada pengendara motor yang ugal-ugalan dari arah mereka bertiga.
“Makasih ya An, kamu udah ingetin aku.”
“Ehh.. Rif.. itu tadi bukannya si Rizal ya..?” kata Dio.
“Bener Rif..Bener Yo.. itukan Rizal.. kok dia sekarang udah naik motor, kan dia belum punya SIM, mana naik motornya ugal-ugalan lagi, bikin pengguna jalan lain merasa takut aja.” sahut Ani.
“Aku gak tau itu Rizal apa bukan. Tapi kalau beneran dia harus segera kita ingetin temen-temen, suapaya dia tidak membahayakan orang lain, apalagi dirinya sendiri” jawab Arif.
“Kenapa ya makin hari makin banyak anak-anak dibawah umur kayak Rizal makin banyak yang udah naik motor, kan padalah mereka belum punya SIM, selain secara hukum itu melanggar peraturan, itu sangat berbahaya ketika mereka memang belum dapat mengendari motor secara mumpuni” kata Ani.
“Iya nih, bikin ngiri aja” sahut Dio
“Ehh.. kamu malah punya keinginan buruk yang sama, bahaya tau. Ya kan Rif.?” Ani mencoba mengingatkan Dio bahwa keingginana itu masih terlalu dini.
“Tapi pengen tau An.. tapi gak boleh mulu sama Mama.”
“Orang tua kamu bener Yo, kita ini masih dibawah umur, jadi kita masih belum boleh naik motor, apalagi belum punya surat izin mengemudi.” Jawab Arif
“Tapi kok orang tua Rizal mengizinkannya naik motor kesekolah ya?” tanya Ani.
“Entahlah temen-temen kenapa Rizal bisa naik motor kesekolah, bisa jadi orang tuanya tidak mengingatkan resiko yang dapat Rizal alami, atau bahkan dari Rizal yang tidak mau mengikuti peringatan orang tuanya, yang penting sekarang kita harus buru-buru sampai kesekolah sebelum terlambat, ayo lanjutkan perjalanan kita.” Jawab Arif.
“Yah andaikan bisa naik motor kan cepet, gak capek..” gumam Dio.
“Dio, udah deh ilangin keinginan berbahaya kamu itu.” kata Ani.
“Iya-iya.. aku ngerti.”
Begitu miris memang saat kita sadari bahwa semakin banyak anak-anak sekarang yang ketika berangkat kesekolah menggunakan sepeda motor, padalah mereka belum mendapatkan Surat Izin Mengemudi(SIM) karena dari sisi umur mereka belum cukup umur, namun karena kebiasaan yang telah lama ada serta berbagai alasan-alasan tidak masuk akal yang mereka gunakan agar tetap dapat mengendarai sepeda motor keskolah, seperti alasan rumah mereka jauh, padalah ketika mereka tahu rumah mereka jauh, mereka harus berangkat lebih pagi agar tidak terlambart sekolah,.sungguh alasan yang klise namun tetap ampuh hingga sekarang bahkan orang tua mereka mengiakan alasan itu.
Saat istirahat pertama Arif, Ani, dan Dio bertemu dengan Rizal di kantin sekolah, tentu dalam benak mereka bertika penasaran mengapa Rizal sudah mengendarai motor untuk ke sekolah.
“Eh Zal, aku mau tanya nih.?” Tanya Arif
“Oh kamu Rif, iya mau tanya apa.? Oh ya ntar siang aku mau main futsal kamu mau ikut?” Rizal balik bertanya pada Arif. Arif dan Rizal memang sudah berteman sejak lama, mereka dari SD yang sama, namun saat SMP mereka memang tidak sekelas.
“Enggak dulu deh Zal, sebulan lagi kan kita mau ujian, aku mau fokus dulu, oh ya yang tadi naik motor itu kamu bener.? Tanya Arif.
“Yah Rif, kamu kan padalah gelandang yang hebat, ayolah kita main aku tahu kan kamu pinter gampang lah pasti kalau cuman UN, iya tadi aku yang naik motor.” Jawab Rizal.
“Kamu tahu gak, karena kamu tadi naik motornya ugal-ugalan Arif hampir aja kesempret, kalau belum bisa naik motor, jangan naik motor deh,” sahut Dio sedikit emosi pada Rizal
“Dio... sabar Yo.. ini dikantin, iya Zal kan kamu belum punya SIM kan kok udah kesekolah naik motor?” kata Ani sambil menahan amarah Dio.
“Tadi itu kamu Rif, maafin aku ya, aku tadi beneran gak tau soalnya aku tadi bangun kesiangan dan takut telat kesekolah jadinya agak ugal-ugalan” kata Rizal.
“Sedikit kamu bilang Zal, tadi itu udah parah Zal kamu naik motornya ngebut kayak orang kalap, kamu tadi aku yang jatuh gak apa-apa karena aku naik sepeda jadi gak begitu sakit, tapi yang kesempret pengendara motor yang lain misal, atau bahkan mobil. Itu sanggat berbahaya Zal.” Kata Arif
“Kan tadi aku udah bilang Rif, aku buru-buru Rif, udah lah kalau gak mau ikut futsal gak apa-apa. Malah bahas masalah motor, orang tua aku aja gak masalahin Rif, aku balik ke kelas dulu” Rizal sedikit emosi.
“Eh..malah pergi seenaknya ..” Dio masih emosi
“Dio.. udah, kamu mah gampang emosian.. jadi bener Rif dari orang tuanya Rizal gak pernah ngelarang dia naik motor kesekolah.” Kata Ani.
“Iya An, mungkin karena alasan rumah Rizal yang cukup jauh dari sekoalah jadi mereka mengizinkannya naik motor.” Jawab Arif.
Setelah bel pulang sekoalah Arif, Ani, dan Dio melanjutkan kegiatan mereka untuk mengikuti bimbingan belajar untuk mengahadi ujian nasional.
“Yah.. capek banget Rif, udah tadi ngerjain soal seharian disekolah masih harus bimbel pulangnya..” Dio mengeluh.
“Udahlah Yo.. ayo semangat kita sebagai pemuda generasi penerus bangsa, kebanggaan ibu pertiwi harus berusaha keras, jangan mudah menyerah untuk menggapai apa yang kita cita dan inginkan, ya gak Rif..?” kata Ani menyemangati Dio.
“Rif.. kok lu malah bengung, iya sih yang diomongi Ani emang ribet, tapi kok lu ikut-ikutan bengong, gak ngerti juga ya.?” Sahut Dio sambil menepuk pundak Arif.
“Enggak gitu Yo, yang diomongin sama Ani itu bener banget, kita harus semangat berjuang menggapai cita-cita.. tapi lihat deh temen-temen, itu Rizal kan.? Kok dia kayak ditilang gitu ya.?” Kata Arif.
Arif yang berencana untuk bermain futsal terkena razia rutin yang dilakukan polisi lalu lintas untuk mengamankan dan mewujudkan area kawasan tertib lalu lintas.
“Selamat siang dek.?” Kata salah satu polisi.
“Siang pak, ini kenapa kok distop sih pak?” jawab Rizal sedikit kesal.
“Adek tau ini adalah kawasan tertib lalu lintas, jadi adek harus mematuhi peraturan lalu lintas yang benar, lihat adek malah memboncengkan teman adek tapi tidak mengenakan helm. Ketika berkendara mengunakan sepeda motor baik pengendara maupun penumpang dibelakang wajib mengenakan helm.” Polisi menjalaskan kesalah Rizal.
“Kan yang penting sayanya pakek helm pak.” Rizal membantah.
“Boleh sama lihat surat-suratnya,?” tanya polisi
“Ini pak.”
“Hanya STNK, adek belum punya SIM.?”
“Iya, Belum pak.” Kata Rizal pasrah.
“Karena adek tidak memiliki SIM jadi adek saya kenakan tilang dengan dua pelanggaran yakni berkendara dibawah umur serta tidak menggunakan helm saat membonceng. Motor adek harus kami tahan.” Kata polisi
“Wah.. jangan dong pak..” kata Rizal dengan kesal.
“Ini ada apa ya pak, kok ribut-ribut, terus temen saya ini distop” kata Arif.
“Ini nih Rif, motor aku mau diambil sama pak polisi ini” sahut Rizal.
“Temen adek melanggar peraturan lalu lintas dengan berkendara padalah masih dibawah umur dan tidak mengenakan helm saat membonceng teman.” Polisi menjelaskan.
“Apa harus ditahan juga ya pak motornya. Gak bisa hanya STNKnya pak, kasian pak bagaimana teman saya ini harus pulang jalan kaki rumahnya sangat jauh pak, dan tidak diakses oleh angkutan umum.” Kata Arif.
“Makannya naik motor sih, padalah gak ada SIM rasain kan..” kata Dio terlihat sangat senang.
“Dio.. udah kita diem aja deh..” lagi-lagi Ani harus mengingatkan Dio
“Iya sudah, hanya STNK yang saya tahan, dua minggu lagi silahkan mengikuti sidang untuk mengambil STNK kembali.” Jawab polisi
“Jangan dong pak, meskipun cuman STNK” Rizal masih tidak mau terima.
“Sudahlah Zal, kita terima aja” kata Andi yang dibonceng Rizal.
“Apaan.. kamu sih,, pakek gak bawa motor segala kena tilang kan” bentak Rizal.
“Udah Zal, masih mending kamu gak harus pulang jalan kaki, makasih ya pak polisi.” Kata Arif.
“Ya sudah, ini surat tilangnya, silahkan ikuti sidang dua minggu lagi, dan jangan melanggar peraturan lalu lintas kembali, permisi selamat siang.”jawab polisi
“Gimana dong Rif, aku ngomongnya sama orang tua aku kalau kena tilang” tanya Rizal
“Gini Zal, kamu bilang aja dengan sejujurnya kalau kamu emang kena tilang, kamu harus bilang sebenar-benarnya dan minta orang tua kamu untuk menghadiri sidangnya nanti.” Jawab Arif.
“Ya deh Rif.” Rizal pasrah.
“Jika belum memiliki SIM, jangan dulu naik motor Zal supaya gak keulang kayak gini” kata Ani
“Iya An, aku mau minta maaf sama kalian semua karena tadi udah ngomong kasar pas dikantin dan sempet mau nyerempet pas diberangkat sekolah. Aku janji gak lagi-lagi naik motor kalau belum punya punya SIM” kata Rizal menyesel.
“Nah gitu dong.. kan enak kalau gitu.” Sahut Dio.
“Hahaha.. Dio..Dio..” Kata Ani dan Arif bersamaan.
Ketika belum saatnya untuk kita melakukan sesuatu, jangan paksakan itu jangan sampai kita melanggar peraturan, nilai maupun norma yang ada. Jadilah masyarakat yang baik dan bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peratuhi hukum dan peraturan contohnya peraturan lalu lintas, jangan sampai kita membahayakan pengguna jalan lainnya. jadilah pelopor keselamatan dijalan raya.